Assalamu'alaikum, Hellooo, Welcome to Ine Lettysia's Blog !!!

Kamis, 12 Desember 2013

Konsep 2 Sector Ekonomi -Teori Ekonomi 1


Ekonomi 2 Sektor



Disusun Oleh : 
NAMA : INE LETTYSIA
KELAS : SMAK06-
NPM : 23212728

I. Pendahuluan
Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian sederhana. Perekonomian sederhana merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian  sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.


II. Pembahasan
Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri atas dua pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi (perusahaan). Model arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga dengan perusahaan dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.



Gambar 1. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga konsumsi dengan perusahaan.

Dari gambar 1, terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) adalah sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Dalam diagram, juga terlihat arus aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. RTK menerima upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.
Interaksi ekonomi dalam perekonomian dua sektor juga dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Gambar 2. Diagram aliran pendapatan dan pengeluaran dari RTK dan RTP.
Gambar 2. menunjukkan keadaan apabila seluruh pendapatan yang diterima RTK digunakan seluruhnya untuk belanja barang dan jasa. Ini berarti bahwa pendapatan sama dengan pengeluaran. Tidak ada bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan atau dapat dikatakan bahwa perekonomian mengalami keseimbangan.
2.1 Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
a.       Pada pendapatan yang rendah rumah tangga akan menggorek tabungan.
b.      Kenaikan pendapatan akan menaikkan pengeluaran konsumsi.
Biasanya pertambahan pendapatan lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi.
c.       Pada pendapatan yang tinggi,  rumah tangga cenderung akan menabung.Hal tersebut disebabkan karena pendaptan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak ”menggorek tabungan”.
2.2 Konsep Pendapatan Disposebel dengan Konsumsi dan Tabungan
a.       Kecondongan Mengkonsumsi
Ada dua macam, yaitu kecondongan mengonsumsi marginal dan kecondongan mengonsumsi rata-rata.


  1. Kecondongan mengonsumsi marginal dinyatakan sebagai MPC, yaitu perbandingan diantara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh.
  2. Kecondongan mengonsumsi rata-rata dapat dinyatakan sebagai APC, yaitu sebagai perbanduingan di antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan.
b.      Kecondongan Menabung
Ada dua macam, yaitu Kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata.
  1.   kecondongan menabung marginal (MPS) dapat didefinisikan sebagi perbandingan di antara pertambahn tabungan (∆S) dengan pertambahn pendapatan disposebel (∆Y).
  2.  . kecondongan menabung rata-rata (APS) menujjukan perbandingan di antara tabungan (S) denganpendapatan disposebel (Y).
2.3 Pendapatan Nasional Keseimbangan
2.3.1 Fungsi Konsumsi
Apabila pendapatan (Y), pengeluaran (E), dan konsumsi (C) maka keseimbangan dalam perekonomian adalah :
Y = C
Menurut Keynes
C   = f (Y)
C   = Co + bY
b    = MPC =
0 < MPC < 1
C      : Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Co    : Konsumsi minimal rumah tangga
b       : Hasrat marjinal berkonsumsi
Perekonomian dalam keseimbangan pada saat :
Y   = E   à karena pengeluaran hanya C, maka :
Y   = C   à disebut juga BEP (Break Even Point)
Y BEP yaitu pada saat Y = C

Contoh :
Y1      = 100                     C1     = 80
Y2      = 200                     C2     = 150
C                 = Co + 0,7Y
Kemudian untuk mencari Co, masukkan Y1 dan C1
80   = Co + 0,7 (100)
Co   = 80 – 70
       = 10
maka
C     = 10 + 0,7Y
2.3.2  Fungsi Tabungan
Perekonomian dalam keadaan keseimbangan apabila besarnya pendapatan sama dengan pengeluaran, karena pengeluaran ada dua yaitu konsumsi rumah tangga (C) dan pengeluaran investasi perusahaan (I), keseimbangan terjadi pada saat :
E = C + I
Dan kesamaan pendapatan adalah :
Y = C + S
Keseimbangan terjadi pada saat
Y = E
Sehingga
C + S = C + I
S = I
Dalam ekonomi, tabungan (S) = kebocoran, Investasi (I) = suntikan.
Untuk mengetahui fungsi tabungan dapat dilakukan dengan cara aljabar berikut ini :
Y = C + S
S = Y – C
S = Y – (Co + bY)
S = -Co + (1 – b) Y
(1 – b) = MPS
MPC + MPS = 1
Contoh :
C = 10 + 0,7 Y
S = -10 + 0,3 Y

Hubungan MPC, MPS, APC dan APS
MPC + MPS = 1
APC + APS = 1 

2.3.3  Fungsi Investasi
Investasi adalah penanaman modal dalam bentuk aktiva yang dipergunakan untuk meningkatkan pendapatan (produk nasional).
Fungsi investasi adalah fungsi yang memperhitungkan antara tingkat investasi dengan besarnya pendapatan, secara matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut :
I = Io + (MPI) Y
Macam dan jenis Investasi :
Ø  Autonomous Invesment
Investasi yang tidak bergantung pada besarnya pendapatan.
Ø  Induce Invesment
Investasi yang bergantung pada besarnya pendapatan.
Ø  Foreign Invesment
Investasi yang berasal dari luar negeri.
Ø  Domestic Invesment
Investasi yang berasal dari dalam negeri.
Ø  Private Invesment
Investasi yang dilakukan pihak swasta
Ø  Public Investment
Investasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi :
1.         Jumlah penduduk
2.         Suku bunga
3.         Harapan
4.         Teknologi baru
5.         Sumber baru

Gambar keseimbangan dengan kurva S dan I
Y         = C + I
Y         = Output Total
C + I   = Permintaan Total (Aggregate Demand)


III. Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor







Dalam perekonomian sederhana sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua model analisis perekonomian sederhana yaitu sebagai berikut :
3.1. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi. Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena Investasi dapat menambah pendapatan nasional.


Bagi rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa. Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.
3.1.1        Tabungan
 Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi. Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
Keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
    S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
    S = -1.500.000 + 1.600.000
    S = 100.000
    Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
  3.1.2 Investasi

               Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran  perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
·         Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.


·         Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
·         Pertabahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
=  30/0,25
= 120 milyar rupiah
3.1.3     Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional.  Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka  dengan perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan  koefisien multiplier.
Proses multiplier adalah adanaya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseimbangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
 
Y =(a+b)/(1-b) => multiplier investment (I) ; K=1/(1-b)
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y       = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang        = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang        = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3.1.4        Deflationary Gap dan Inflationary Gap
Dalam perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi permintaan. Besarnya penawaran ditunjukkan oleh besarnya kemampuan berproduksi dari perekonomian tersebut dengan menggunakan seluruh kapasitas produksi yang ada (pendapatan nasional/YFE).
Sisi permintaan ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran dari masyarakat dalam perekonomian tersebut (pendapatan keseimbangan/Ye).
Apabila besarnya sisi penawaran sama dengan sisi permintaan maka perekonomian dapat dikatakan dalam keadaan stabil atau tidak terjadi kesenjangan (gap).
Apabila sisi permintaan (Ye) lebih besar dari sisi penawaran (YFE), maka harga barang akan cenderung naik. Dalam keadaan perekonomian seperti ini maka terjadi kesenjangan inflasi (inflationary gap). Apabila sisi permintaan lebih kecil dari sisi penawaran, maka menyebabkan tingkat harga cenderung turun berarti kondisi perekonomian terjadi kesenjangan deflasi (deflationary gap).
Inflationary gap adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih besar dibanding saving full employment (I > S) atau terjadi bila permintaan total lebih besar dibanding penawaran total.
Deflationary gap adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih kecil dibanding saving full employment (I < S) atau terjadi bila permintaan total lebih kecil dibanding penawaran total.
Untuk mengetahui besarnya kesenjangan pada perekonomian 2 sektor dapat digunakan rumus sebagai berikut :

dY =   selisih YFE dengan Ye
Kesenjangan tersebut apabila digambar dapat dilihat pada gambar berikut :


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar