Assalamu'alaikum, Hellooo, Welcome to Ine Lettysia's Blog !!!

Rabu, 23 April 2014

META ANALISIS KONDISI BANK SYARIAH (IB) DAN BANK KONVENSIONAL (CB) PADA SAAT KRISIS KEUANGAN



KONDISI BANK SYARIAH (IB) DAN BANK KONVENSIONAL (CB)
PADA SAAT KRISIS KEUANGAN
Disusun Oleh :
Nama : Ine Lettysia
Kelas : SMAK06-4
NPM : 23212728
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014
    ABSTRAK
    Pasar keuangan global menjadi rapuh dan tidak stabil setelah krisis keuangan (subprime mortgage) melanda hampir semua negara di seluruh dunia., sehingga mempengaruh kondisi perbankan di Indonesia, baik perbankan syariah maupun konvensional.. Dimulai dengan gambaran tentang krisis keuangan dan dampaknya terhadap sektor keuangan Indonesia. Kedua pengaruh krisis keuangan pada bank syari'ah dan bank konvensional dalam menghadapi dampak krisis terhadap kebijakan Bank Indonesia. Dalam menganalisis keenam jurnal menggunakan meta analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan metode sampling yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Hasil penelitian menunjukkan perbankan syariah lebih kuat dari bank umum konvensional dalam menghadapi krisis keuangan.

    I.PENDAHULUAN
    Krisis keuangaan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) telah mempengaruhi keuangan global. Negara-negara di wilayah berbagai belahan dunia tekena dampak krisis keuangan. Dampak krisis yang dihadapi negara-negara tersebut pada umum adalah meningkatnya inflasi, turunnya nilai tukar, turunnya pertumbuhan ekonomi, jatuhnya indeks bursa dan sejumlah institusi keuangan/ mengalami kesulitan keuangan.
    Dampak langsung krisis keuangan bagi Indonesia adalah kerugian beberapa perusahaan di Indonesia yang berinvestasi di institusi-institusi keuangan Amerika Serikat. Perusahaan keuangan memilih mengalokasikan dana pada sumber pendapatan alternatif, melalui pembelian saham atau obligasi pada instrumen keuangan asing, Sedangkan dampak tidak langsung dari krisis adalah turunnya likuiditas, melonjaknya tingkat suku bunga, turunnya harga komoditas, melemahnya nilai tukar rupiah, dan melemahnya pertumbuhan sumber dana. Demikian juga, menurunnya tingkat kepercayaan konsumen, investor, dan pasar terhadap berbagai institusi keuangan yang menyebabkan melemahnya pasar modal.

    II.METODOLOGI
    Metode dalam penelitian ini menggunakan metode meta analisis dengan studi literatur yang mengkaji enam jurnal dengan tema “Kondisi Bank Syariah dan Bank Konvensional pada Saat Krisis Keuangan”.

    III.PEMBAHASAN

    - PENGERTIAN BANK
    Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 atas Undang-udang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank terdiri atas bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank umum dan bank perkreditan rakyat dapat memilih untuk melaksanakan kegiatan usahanya atas dasar prinsip bank konvensional atau bank berdasarkan prinsip syariah.

    - PENGERTIAN BANK SYARIAH
    Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
    Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 atas Undang-udang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
    Dalam menjalankan operasionalnya, bank berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang dipinjamkan atau dititipkan oleh suatu pihak melainkan didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai dengan hukum Islam. Dalam hukum Islam bunga adalah riba dan diharamkan. Dalam prinsip syariah perlu adanya akad yaitu kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah.

    - PENGERTIAN BANK KONVENSIONAL
    Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.

    IV.PENGARUH KRISIS PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
    Krisis keuangan menyebabkan Bank Indonesia meningkatkan BI rate untuk meredam inflasi yang diakibatkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kenaikan BI rate direspon dengan kenaikan tingkat bunga bank konvensional secara pasif. Namun kenaikan tingkat bunga ini tidak mempengaruhi bank syariah secara langsung. Sistem jual beli (bai’) di bank syariah, dimana pembayaran margin didasarkan fixed rate dimana ketetapan didasarkan kontrak tidak bisa berubah sewaktu-waktu seperti hanya dengan bunga. Namun bagi produk bagi hasil dimungkinkan krisis keuangan ini akan mempengaruhi return bank syariah karena krisis keuangaan akan mempengaruhi bagi hasil pegusaha untuk mendapatkan laba optimal.

    V.HASIL ANALISIS SETIAP JURNAL :
    - Pada jurnal Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah di simpulkan bahwa sistem perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan bank konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global.
    - Pada jurnal Did The Islamic Banking Perform Better During The Financial Crisis? Evidence from the UAE disimpulkan bahwa Perbankan konvensional di UAE memiliki kinerja lebih baik daripada Bank Syariah. Namun, setelah krisis, Bank Syaria tampaknya menutup perbedaan tersebut bagi sebagian besar indikator kinerja.
    - Pada jurnal Financial Crisis and Bank Performance in Indonesia: Are Islamic Banks Different from Counterparts? Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kinerja bank, baik Bank syariah maupun Bank konvensional terutama selama krisis keuangan global, karena ke dua bank sudah menjadi tahan terhadap krisis keuangan global. Hal ini disebabkan fakta bahwa bank-bank di Indonesia sudah siap untuk menghadapi krisis
    - Pada jurnal Ketahanan Kredit Perbankan Syariah terhadap Krisis Keuangan Global disimpulkan bahwa Melalui pendekatan metode Generailzed Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) penelitian ini memperkuat hipotesis bahwa bank Islam cenderung lebih tahan terhadap gejolak krisis, namun Bank syariah pada akhirnya terkena juga imbas krisis subprime mortgage melalui mekanisme sektor riil karena imbas krisis yang mengakibatkan kelesuan perekonomian secara umum. Hal ini bisa dimengerti mengingat operasionalisasi bank syariah sangat tergantung pada kinerja sektor riil sehingga apabila sektor riil mengalami kesulitan maka bank syariah juga akan terkena dampaknya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan bank konvensional berbasis bunga yang juga banyak bergantung pada pengambilan resiko di financial market.
    - Pada jurnal Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja efisiensi dengan pendekatan CRS pada perbankan syariah sebelum dan sesudah krisis global; Tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja efisiensi dengan pendekatan skala efisiensi pada perbankan syariah sebelum dan sesudah krisis global.
    - Pada jurnal Krisis Keuangan Euro Zone: Studi Ekonomi dan Perbankan Islam, disimpulkan bahwa praktik lembaga keuangan Islam menunjukan reformasi yang sesuai dalam melaksanakan aktivitas ekonomi dan tidak menimbulkan gangguan terhadap lembaga pasar keuangan.

    IV.KESIMPULAN
    Perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan Bank Konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global. namun Bank syariah pada akhirnya terkena juga imbas krisis subprime mortgage melalui mekanisme sektor riil karena imbas krisis yang mengakibatkan kelesuan perekonomian secara umum. Hal ini bisa dimengerti mengingat operasionalisasi bank syariah sangat tergantung pada kinerja sektor riil (sebagaimana konsep profit and loss sharing/PLS) sehingga apabila sektor riil mengalami kelesuan maka bank syariah juga akan terkena dampaknya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan bank konvensional (berbasis bunga/interest) yang juga banyak bergantung pada pengambilan resiko di financial market. Pada Kondisi saat ini ,Tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja bank, Bank syariah dan bank konvensional terutama selama krisis keuangan global, karena ke dua bank sudah menjadi tahan terhadap krisis keuangan global. Hal ini disebabkan fakta bahwa bank-bank di Indonesia sudah siap untuk menghadapi krisis ekonomi.

    DAFTAR PUSTAKA
    Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. (2011).Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
    Margianti, E.S., & Budi Hermana. (2011).Manajamen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di Indonesia. Jakarta: Gunadarma

    LAMPIRAN 6 REVIEW JURNAL
    1. Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
    2. Did The Islamic Banking Perform Better During The Financial Crisis? Evidence from the UAE
    3. Financial Crisis and Bank Performance in Indonesia: Are Islamic Banks Different from Counterparts?
    4. Ketahanan Kredit Perbankan Syariah terhadap Krisis Keuangan Global
    5. Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis
    6. Krisis Keuangan Eurozone: Studi Ekonomi dan Perbankan Islam

    Review 5 JURNAL
    No.
    Judul
    Penelitian
    Publikasi
    Tahun
    Metodologi
    Analisis dan Hasil
    1.
    Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah


    Heri Sudarsono

    La_Riba

    2009
    Metodoogi Penelitian :
    Analisis Regresi
    Variable :
    Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia periode 2005 -2009
    Hasil Penelitian :
    • Dampak krisis keuangan menyebabkan kenaikan tingkat bunga mempengaruhi likuiditas bank konvensional
    • Tingkat margin dan bagi hasil bank syariah tidak terpengaruh langsung dengan adanya kenaikan BI rate karena tidak akan berubah selama waktu kontrak belum selesai dan untuk mengubahnya harus melalui kontrak baru yang disepakati kedua belah pihak.
    • Krisis keuangan mempengaruhi kenaikan tingkat bunga simpanan dan pinjaman di bank konvensional dan bank syariah
    • Kenaikan pendapatan bank syairah lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional.
    • Nilai pendapatan dibandingkan aset menunjukkan bank konvensional lebih tinggi
    • Tingkat kemampuan nasabah membayar kewajiban yang diperlihat dari NPF dalam kondisi krisis menunjukkan penurunan di bank syariah, artinya tingkat resiko pinjaman/pembiayaan bermasalah di bank syariah menurun di saat krisis keuangan.
    Secara umum bisa disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan bank konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global.
    2
    Did The Islamic Banking Perform Better During The Financial Crisis? Evidence from the UAE
    Hela Miniaoui and Gaston Gohou
    International Conference on Management, Economics and Social Sciences (ICMESS'2011)
    2011
    Metodelogi Penelitian :
    Menggunakan dua metode yaitu metode tanpa syarat dan kondisional.
    Indikator kinerjanya adalah perbedaan antara sistem perbankan konvensional dan syariah.
    Variable :
    Menggunakan data neraca di 37
    bank UEA dan kerangka kompensasi diferensial. Sumber data terutama
    dari laporan bank tahunan, basis data Zawya, dan Zawya Dow Jones untuk laporan keuangan, rekening dan database Bankscope. Periode
    1995-2010.
    Indikator adalah
    Return on Average Asset (ROAA); (ROAE);(NIAA);(NIAAG);(Nig) dan (GLG).

    Hasil Penelitian :
    Berdasarkan enam indikator profitabilitas, tidak bisa mengkonfirmasi temuan dari penelitian sebelumnya bahwa CBs tidak melakukan lebih baik daripada IB di UAE sebelum dan sesudah krisis. Namun, kesenjangan ini adalah positif tetapi secara statistik tidak signifikan
    untuk ROAE dan NIAA. CBs tampaknya melakukan lebih baik bahwa IB di UAE karena kesenjangan yang positif dan signifikan secara statistik.
    Mengenai biaya operasi, tanpa syarat. Perbedaan produktivitas menunjukkan bahwa IB memiliki biaya yang lebih tinggi untuk rasio pendapatan namun pertumbuhan lebih tinggi dari asetnya.

    Perbankan konvensional di UAE adalah memiliki kinerja lebih baik daripada Islam Banking.Namun, setelah krisis, IB tampaknya menutup perbedaan bagi sebagian besar indikator kinerja.

    3
    Financial Crisis and Bank Performance in Indonesia: Are Islamic Banks Different from Counterparts?
    Nurhastuty Kesumo Wardhany
    Proceedings of 4th Asia-Pacific Business Research Conference 30 September - 1 October 2013
    2013
    Metodelogi Penelitian :
    Acak Regression


    Variable :
    Data diambil dari 2 Bank Syariah dan 10 Bank Konvensional yang dipilih dari periode 2003-2011
    1 Bank Muamalat Indonesia
    Bank Mega
    2 Bank SyariahMandiri
    Bank Mizuho Indonesia
    3 Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
    4 Bank UOB Buana
    5 Bank Central Asia
    6 Bank CIMB Niaga
    7 Bank Danamon
    8 Bank Negara Indonesia
    9 Bank Internasional Indonesia
    10 Bank Pan Indonesia
    Data untuk sejumlah penting variabel dikumpulkan dari Fitch IBCA-Bankscope (BCSA) database, yang memberikan informasi keuangan tahunan untuk bank-bank di 179 negara di seluruh dunia.

    Hasil Penelitian :
    Tidak ada perbedaan antara kinerja bank, Bank syariah dan bank konvensional terutama selama krisis keuangan global.
    Kinerja bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional sejalan dengan bukti empiris oleh Hasan dan Dridi (2010), tetapi kedua bank (bank syariah dan bank konvensional), karena ke dua bank sudah menjadi tahan terhadap krisis keuangan global.
    Hal ini disebabkan fakta bahwa bank-bank di Indonesia sudah siap untuk menghadapi krisis.


    4
    Ketahanan Kredit Perbankan Syariah terhadap Krisis Keuangan Global


    Ihda A Faiz


    La_Riba


    2010


    Metodelogi :
    Terdapat dua metode analisis data yang digunakan yaitu untuk mengukur stabilitas bank dengan metode Z Score dan analisis regresi (OLS) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas tersebut



    Variable :
    Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah dari Bank Indonesia serta beberapa data makroekonomi yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). Periode pengamatan dari tahun 2003 kuartal I hingga 2010 kuartal I.

    Penelitian ini menyimpulkan tiga temuan yaitu :
    • bank islam kecil (aset kurang dari US$ 1 milyar) cenderung lebih kuat secara finansial dibanding bank komersial kecil.
    • bank komersial besar cenderung lebih kuat finansialnya dibanding bank islam besar.
    • bank islam kecil cenderung lebih kuat finansialnya dibanding bank komersial besar


    Hasil penelitian :
    • return bank konvensional lebih tinggi volatilitasnya saat terjadi krisis dibanding bank syariah. Perbankan syariah pada awalnya menunjukkan volatilitas yang rendah (stabil) tetapi cenderung naik saat terjadi krisis melalui mekanisme moderate extent.
    • Melalui pendekatan metode
    Generailzed Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) penelitian ini memperkuat hipotesis bahwa bank Islam cenderung lebih tahan (immune) terhadap gejolak krisis subprime mortgage serta menunjukkan bahwa bank Islam bukanlah subyek spekulasi yang mengakibatkan krisis sebagaimana bank konvensional.
    • Bank syariah pada akhirnya terkena juga imbas krisis subprime mortgage melalui mekanisme sektor riil karena imbas krisis yang mengakibatkan kelesuan perekonomian secara umum. Hal ini bisa dimengerti mengingat operasionalisasi bank syariah sangat tergantung pada kinerja sektor riil (sebagaimana konsep profit and loss sharing/PLS) sehingga apabila sektor riil mengalami kelesuan maka bank syariah juga akan terkena dampaknya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan bank konvensional (berbasis bunga/interest) yang juga banyak bergantung pada pengambilan resiko di financial market.
    Artinya dari penelitian ini dapat pula kita simpulkan jika bank konvensional turut pula berperan dalam penciptaan krisis maka bank syariah lebih sebagai korban gelombang krisis keuangan global.

    5
    Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis
    Heri Pratikto dan Iis Sugianto
    Jurnal Ekonomi Bisnis
    2011
    Metodelogi Penelitian :
    Analisis Regresi
    Variable :
    Variabel yang digunakan terdiri dari variabel input dan variabel output. Variabel input yang digunakan terdiri dari simpanan, aktiva tetap, dan biaya tenaga kerja. Sedangkan variabel output yang digunakan terdiri dari pembiayaan dan pendapatan operasional
    Populasi penelitian ini meliputi seluruh perbankan syariah nasional, baik yang berstatus Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar dalam Bank Indonesia pada tahun 2006-2010.

    Hasil Penelitian :
    • Pertumbuhan variabel input (simpanan, aktiva, biaya tenaga kerja) dan output (pembiayaan dan pendapatan operasional) secara rata-rata, baik sebelum dan sesudah krisis global, cenderung magalami peningkatan;
    • Kinerja efisiensi perbankan syariah, baik sebelum maupun sesudah masa krisis global, secara umum termasuk dalam kondisi efisien;
    • Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja efisiensi dengan pendekatan CRS pada perbankan syariah sebelum dan sesudah krisis global;
    • Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja efisiensi dengan pendekatan VRS pada perbankan syariah sebelum dan sesudah krisis global;
    • Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja efisiensi dengan pendekatan skala efisiensi pada perbankan syariah sebelum dan sesudah krisis global. Perbedaan ini terjadi karena masih terdapat DMU yang inefisien, maupun adanya beberapa bank syariah yang termauk dalam potensial improvement;
    • Sistem bagi hasil, orientasi laba dan keuntungan jangka panjang serta hubungan kemitraan antara bank dengan nasabah, merupakan salah satu factor pendukung ketangguhan perbankan syariah dalam menghadapi badai krisis ekonomi.
    6.
    KRISIS KEUANGAN EUROZONE:
    Studi Ekonomi dan Perbankan Islam
    Muhammad Zulhilmi
    Universitas Trisakti
    2013
    Metodologi : Analisis Regresi
    Data di peroleh melalui data sekunder yang berasal dari Sumber: Jacob Goldstein, Nov 15, 2012

    Dalam sistem keuangan dan perbankan Islam didasarkan kepada:
    (a)Pergantian dan mekanisme bunga digantikan dengan sistim riil berbasis asset keuangan.
    (b)Melakukan control terhadap aktivitas ekonomi, seperti transaksi dan pembiayaan barang dan jasa.
    (c)Lebih mengandalkan pembagian risiko sebagai hubungan control sebaik mungkin.
    Praktik lembaga keuangan Islam menunjukan reformasi yang sesuai dalam melaksanakan aktivitas ekonomi dan tidak menimbulkan gangguan terhadap lembaga pasar keuangan.

    Keenam jurnal ini diperoleh dari situs web, yang dipublikasikan oleh universitas, la_riba, jurnal ekonomi bisnis, International Conference on Management, Economics and Social Sciences (ICMESS'2011), dan Proceedings of 4th Asia-Pacific Business Research Conference 30 September - 1 October 2013. Dari keenam jurnal ini terdapat 2 jurnal yang menggunakan Bahasa Inggris dan 4 jurnal yang menggunakan bahasa Indonesia.
    Dari keenam jurnal metodologi yang paling banyak digunakan adalah Analisis Regresi, namun ada pula yang menggunakan metode tanpa syarat, kondisional dan metode nilai Z (Z score). Data dalam keenam jurna rata-rat diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan mengambil data dengan menggunakan metode purposive sampling dengan periode paling terlama adalah 1995 dan periode terbaru adalah 2013. Data sekunder yang diperoleh dalam keenam jurnal rata-rata berasal dari Bank yang terdapat di Indonesia, dan ada satu jurnal yang data sekundernya berasal dari Bank UEA. Variabel yang digunakan terdiri dari variabel input dan variabel output. Variabel input yang digunakan terdiri dari simpanan, aktiva tetap, dan biaya tenaga kerja. Sedangkan variabel output yang digunakan terdiri dari pembiayaan dan pendapatan operasional.Indikator adalah Return on Average Asset (ROAA); the Return on Average Equity (ROAE); the Net Income on Average Asset (NIAA); the Net Income on Average Asset growth rate (NIAAG); the Net Income growth rate (NIG) and the Gross Loan (or credit) Growth (GLG). Sedangkan untuk indikator produktivitas mengukur efisiensi sistem perbankan menggunakan Cost to Income Ratio (CTIR) and the bank total asset rate (AssetG).

    Kesimpulan yang di peroleh :
    Perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan Bank Konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global. namun Bank syariah pada akhirnya terkena juga imbas krisis subprime mortgage melalui mekanisme sektor riil karena imbas krisis yang mengakibatkan kelesuan perekonomian secara umum. Hal ini bisa dimengerti mengingat operasionalisasi bank syariah sangat tergantung pada kinerja sektor riil (sebagaimana konsep profit and loss sharing/PLS) sehingga apabila sektor riil mengalami kelesuan maka bank syariah juga akan terkena dampaknya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan bank konvensional (berbasis bunga/interest) yang juga banyak bergantung pada pengambilan resiko di financial market. Pada Kondisi saat ini ,Tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja bank, Bank syariah dan bank konvensional terutama selama krisis keuangan global, karena ke dua bank sudah menjadi tahan terhadap krisis keuangan global. Hal ini disebabkan fakta bahwa bank-bank di Indonesia sudah siap untuk menghadapi krisis ekonomi.



Kamis, 10 April 2014

EARNING POWER PADA CAMELS


Berikut ini adalah beberapa perhitungan Earning Power dalam CAMELS Rating System yang umum digunakan dengan menggunakan laporan keuangan publikasi bulanan selama tahun 2012. (Data dalam jutaan Rupiah)
Data yang diperoleh berdasarkan laporan keuangan bulanan (Januari-Desember 2012):

1.     Return on Asset (ROA)


2.     Return on Equity (ROE)
3.     Net Interest Margin (NIM)
Referensi :
Margianti, E.S., & Budi Hermana. (2011). Manajamen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di Indonesia. Jakarta: Gunadarma.
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Rabu, 09 April 2014

METODE PERHITUNGAN BIAYA DANA BANK


Berikut adalah metode yang dapat digunakan dalam menghitung biaya bank dengan menggunakan laporan keuangan publikasi tahunan Bank A. (Data dalam jutaan Rupiah).

1.   Cost of Mixed Fund (CoF)


2.  Cost of Money (CoM)


3.  Cost of Loanable Fund (CoL)


4.  Cost of Operable Fund (CoP)


Referensi :
Margianti, E.S., & Budi Hermana. (2011). Manajamen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di Indonesia. Jakarta: Gunadarma.
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

DANA BANK


Pendapatan, Biaya, dan Net Interest Margin
Pendapatan dan biaya bank yang paling utama adalah pendapatan dan biaya bunga. Pendapatan bunga diperoleh dari penyaluran dana, khususnya dari surat berharga, pennpatan bank lain, serta kredit. Sedanglan biaya bunga yang terbesar dibayarkan kepada pihak ketiga atau masyarakat yang telah menyimpan dananya dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dari pihak bank juga mengeluarka biaya dana untu surat berharga (obligasi) jika bank tersebut menerbitka obligasi ke masyarakat. Selisih pendapatan dan biaya bunga disebut Net Interest Margin (NIM) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase terhaap earning-asset atau dana yang disalurkan untuk mencari keuntungan.
Selain pendapatan bunga, bank juga menghasilkan pendapatn non-bunga yang disebut Fee Based Income (FBI). FBI diperoleh dari layanan ban di luar produk enyaluran dana. Bank juga memiliki biaya lain selain biaya bunga. Bank sebagai udsaha yang profit-oriented juga mengeluarkan biaya overhead atau biaya operasional lain selain biaya bunga. Biaya tersebut mencangkup biaya SDM (gaji, intensif, pengembangan, dll, biaya utilitas (listrik, perkantoran, dll), serta biaaya perusahaan lainnya.

Cost of Funds
Biaya dana adalah biaya yang harus dibayar oleh suatu lembaga keuangan atau bank atas pengguna uang yang sumbernya dari pihak lain (nasabah atau bank); biaya dana dalam suatu bank merupakan dasr penetapan suku bunga kredit setelah memperhitungkan keuntungan yang diharapkan termasuk biaya administrasi dan biaya-biaya lain (cost of funds). Definis lain juga menyebutkan biaya dana adalah cost of funds yaitu biaya yang harus dibayar oleh suatu lembaga keuangan bank atas penggunanya yang sumbernya dari pihak lain, biaya dana dalam suatu bank merupakan dasar penetapan suku bunga kredit setelah memperhitungkan keuntungan atau laba yang diharapkan termasuk biaya administrasi dan biaya-biaya lain.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghitung biaya dana bank adalah :

  • Cost of Mixed Fund (CoF), nilai COF relatif paling lebih rendah, karena yaitu hanya memperhitungkan biaya bunga saja dan tanpa memperhatikan klasifikasi penggunaan dananya.
  • Cost of Money (CoM). nilai COM, nilai yang lebih besar karena membebankan biaya overhead (biaya operasional, gaji karyawan, dan biaya lain) pada biaya dana atau dengan kata lain biaya overhead akan dibebankan kepada nasabah yang meminta kredit (debitur).
  • Cost of Loanable Fund (CoL), COL nilainya relatif lebih tinggi karena beban dana unloanable fund atau idle money dibebankan kepada nasabah debitur.
  •  Cost of Operable Fund (CoP), COP nilainya relatif lebih tinggi karena beban dana unloanable fund atau idle money dibebankan kepada nasabah debitur.

Referensi :
Margianti, E.S., & Budi Hermana. (2011). Manajamen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di Indonesia. Jakarta: Gunadarma.
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

TASBIH CINTA Eps 1


TASBIH CINTA

Cerpen karya Ine Lettyia

Jejak-jejak langkahku bagaikan lembaran waktu
Apakahku masih bisa terus melangkah?
Serpihan hidupku kan ku bangun,
Diatas satu cinta
Subhanallah aku mencintainya
Subhanallah aku menyayanginya
Dari ufuk timur, hingga ke barat
Selalu dihatiku... selalu dihatiku...

Syair lagu di Atas Satu Cinta terdengar merdu, namun Aina masih larut dalam lamunan dan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Tepatnya tanggal 31 Desember 2014, dimana seluruh bumi dan seisinya sedang merayakan pergantian tahun. Dentuman demi dentuman kembang api yang indah dilangit, tidak mampu untuk menghapus kesedihan dari wajahnya. Begitulah ia setiap tanggal 31 Desember, kali ini tepat ke 10 kalinya Aina membatalkan janji dengan seseorang. Iah... seseorang, seseorang yang sangat menunggu kehadirannya.
Tanpa sadar Aina terhanyut dalam indahnya syair lagu, sehingga ia tertidur dan bermimpi, masa kecilnya yang indah.

Saat itu usia Aina masih 10 tahun. Aina sedang berjalan di taman komplek perumahannya.
Aina : “ Tasbih... Tasbih... dimana kamu?” (Aina kebingungan mencari Tasbih yang sedang bersembunyi diantara bunga-bunga yang bermekaran).
Namun Aina tidak juga menemukannya, sampai akhirnya ia melihat ada sepasang sendal yang ia kenali. Ia itu sendal milik Tasbih.
Aina : “Dorrrr..... Kena kau”
Tetapi dengan kagetnya Aina melihat Tasbih sudah terkujur kaku.
Aina : “Tasbih... Tasbih.... bangun, kamu kenapa? (Dengan air mata yang mengalir Aina berusaha membangunkan Tasbih tapi Tasbih tidak juga bangun)
Ainapun bangun dan berniat memanggil orang tua Tasbih. Namun kemudian tangan mungil Aina tertahan.
Tasbih : (Ternyata tasbih hanya bercanda)(Sambil memegang bunga ia berkata) “Ini bunga untukmu peri kecil”
Aina : “Dasar nakal, kalau kau berbuat seperti itu lagi aku akan meninggalkanmu” (Sambil memukul-mukul Tasbih)
Tabih : “Apakah kau yakin bisa meninggalkanku, nanti siapa yang akan bermain denganmu? Kau itukan cerewet mana ada yang mau berteman denganmu?”
Aina : “Kau ini ya... awas kau ya...” (Mereka berlarian diantara bunga-bunga yang indah)
Namun mereka hanya menganggap kata-kata itu sebagai suatu bahan gurauan saja.
Sapai akhirnya mereka letih berlarian.
Aina : “Tasbih?”
Tasbih : “Hem,”
Aina : “Mengapa aku dan kamu berbeda, mengapa orangtua kita berbeda Agama, Apakah Tuhan kita bebeda?”
Tasbih : “Tuhan kita semua itu sama, hanya manusia saja yang memiliki pemikiran yang berbeda dan semua itu memiliki tujuan yang sama yaitu mendekati diri kepada Tuhannya”
Aina : “Lalu apakah kamu sudah menemukan Tuhan yang tepat untukmu?”
Tasbih : “Ya... Allah Swt adalah Tuhanku”
Aina : “Lalu dimana Tuhanmu itu?”
Tasbih : “Disini di dalam hatiku”
Tanpa berkedip Aina memperhatikan cara bicara Tasbih. Iah tau meskipun Tasbih adalah anak seorang Ustadz, namun ia masih berumur 10 tahun sama seperti dirinya. Tapi Aina sadar bahwa apa yang dikatakan Tasbih bukanlah suatu lelucon dan Aina belum pernah melihat Tasbih seserius itu.
Aina : “Lalu kenapa kau mau bersahabat denganku, Tasbih? Bukankah orang tuamu melarangmu berteman dengan seorang Kristian? Dan aku ini cerewet seperti katamu.”
Tabih : (Mencubit hidung Aina) “Lalu kenapa kau mau bersahabat denganku, Aina? Bukankah orang tuamu melarangmu berteman dengan seorang Muslim? Dan aku ini nakal dan jail seperti katamu.”
Lalu mereka tertawa dengan kencangnya. Mereka sadar bahwa suatu persahabatan itu tak memerlukan suatu alasan. Karena semua itu bersumber dari sini “Hati”.
Aina : “Tasbih, aku mendengar percakapan wanita-wanita yang ada di sana. Mereka sedang membicarakan tulang rusuk dan tulang punggung. Apa maksudnya Tasbih?”
Tasbih : “Tulang rusuk itu kau, dan tulang punggung itu aku” ( Sambil tersenyum memandang wajah manis Aina)
Aina : “Lalu?”
Tasbih : “Lalu apa?”
Aina : “Iah apa maksudnya”
Tasbih : (Sambil mencubit pipi Aina) “Kau ini peri kecil yang tak tau apa-apa”
Aina : “Tasbih! Aku serius”
Tasbih : “Aku dua rius”
Aina : “Tasbih....”
Mereka berlarian kembali, Aina mengejar Tasbih dengan rasa kesalnya. Tanpa Aina tidak tau bahwa apa yang di katakan Tasbih itu adalah hal yang serius. Dan itulah kisah cinta masa kecil Tasbih dan Aina.
Tasbih : “Aina ini sudah menjelang magrib, Ayo kita pulang?”
Aina : “Apa kau akan mengantarku pulang? Bagaimana kalau kita ketahuan orang tua kita?”
Tasbih : “Sudah tidak apa-apa. Aku ini seorang pria, aku akan melindungimu.” (Dengan menunjukan otot-ototnya. Layaknya pria dewasa)
Aina : “Hahaha... baiklah, aku pegang kata-katamu ya”
Tasbih bermaksud mengantar Aina sampai depan gerbang rumahnya. Namun tiba-tiba orang tua Aina yang baru pulang dari kerja, melihat anaknya berdua dengan Tasbih
Mama Aina : (Turun dari mobil)“Aina... dari mana saja kau? Dasar anak nakal, Masuk ke dalam mobil“
Aina : “Ia ma.. Tasbih aku pulang dulu ya”
Mama Aina : “ Sudah... Tak perlu kau berbicara dengannya. Cepat masuk!”
“Dan kamu anak kecil tidak perlu lagi kamu bermain dengan anak saya!”
Aina dan Tasbih pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun meskipun mereka di larang dan di marahi mereka tetap saja bermain bersama.
Keesokan harinya.
Aina : “Sudah satu jam aku menunggu dia tapi tidak datang juga” (Dengan muka kesalnya)
Tasbih : “Dorrr... Lama ya menunggu aku”
Aina : “Menurutmu?”
Tasbih : “Maafkan aku. Aku baru selesai mengaji”
Aina : “Apa itu mengaji? Apakah itu suatu hal yang menyenangkan?”
Tasbih : “Mengaji itu membaca Al-Quran, Kitabku. Iah tentu sangat menyenangkan”
Aina : “Kalau begitu aku ingin mengaji bersamamu Tasbih”
Tasbih : “Benarkah kau mau mengaji bersamaku, Aina?”
Aina : “Iah.. benar aku serius”
Awalnya Aina yang polos dan lugu tidak mengetahui bahwa mengaji itu adalah memperdalam ilmu agama. Yang ada di pikirannya adalah suatu permainan yang menyenangkan. Yah... seperti itu lah... Seorang anak kecil.
Tasbih : “Aina.. Kau tunggu disini sebentar ya... Aku akan kembali 10 menit lagi”
Aina : “Kau mau kemana Tasbih?'”
Tasbih berlari tanpa memperdulikan perkataan Aina.
Aina : “Lama sekali dia.” (Dengan wajah cemberut)
Tasbih kembali dengan wajah letih.
Tasbih : “Ayo...”
Aina : “Kita mau kemana?”
Tasbih : “Aku akan memecahkan celenganku, dan akan ku belikan kau sebuah jilbab”
Aina : “Jilbab? Tapi bukan kah kau sudah menabung ini dari satu tahun yang lalu”
Tasbih : “Benar.. Tapi aku menginginkanmu memakai sebuah jilbab”
Aina : “Untuk apa aku memakai jilbab?”
Tasbih : “Karena kita akan mengaji”
Aina : “Apakah ketika mengaji aku harus memakai jilbab?”
Tasbih : “ Iah tentu... Sudah ikut saja”
Tasbih memilihkan sebuah jilbab merah kecil yang cantik. Sangat cocok dengan kulit Aina yang putih bersih. Aina nampak semakin cantik menggunakannya.
Aina : “Tasbih... Apa aku pantas?”
Tasbih : “Ya sangat pantas.. Kau cantik Aina”
Aina pun tersenyum manis mendengar perkataan Tasbih
Hampir setiap tiga minggu sepekan mereka belajar mengaji tanpa di ketahui orang tua mereka. Aina pun sudah mempunyai AL-Quran sendiri yang ia beli dengan uang jajannya sendiri. Semakin lama Aina semakin mahir membaca AL-Quran. Sampai akhirnya Aina sudah akan khatam, tinggal 3 lembar lagi, dan pada suatu malam tanggal 31 Desember. Dimana semua orang merayakan pesta pergantian Tahun. Papa dan Mama Aina sedang sibuk mengurusi tamu-tamu yang datang ke rumah. Namun Aina sangat ingin secepatnya khatam AL-Quran. Maka secara diam-diam ia keluar dari rumah dan menghampiri rumah Tasbih. Di rumah Tasbihpun keadaannya sangat ramai, tetapi bedanya keramaian tersebut diisi dengan dzikir dan doa.
Secara diam-diam Aina masuk kedalam rumah Tasbih
Aina : Tasbih... Tasbih...! (Dengan nada yang pelan)
Tasbih : Aina? Mengapa kau bisa ada disini?
Aina : Aku sudah tidak sabar ingin menghatamkan Al-Quran, ayo kita mengaji?
Tasbih : Tapi, ini malam pergantian tahun. Dirumahku sangat ramai, bagaimana jika kita ketahuan?
Aina : Apa kau tega melihatku tidak bisa tidur hanya karena memikirkan hal ini?
Tasbih : Baiklah... Aku ambil tasku dulu!
Aina dan Tasbih pun berlari menuju Masjid yang terletak di kompleks mereka.
Namun ketika mereka sedang mengaji ada seorang warga yang melihat dan melaporkan kepada Ayah Tasbih. Dan saat yang bersamaan Mama Aina pun sadar bahwa putrinya tidak ada di rumah. Mama dan Papa Aina langsung pergi ke rumah Tasbih. Dan mereka secara bersama menemui Tasbih dan Aina di Masjid.
Aina : “Shodakallahul adzim”
Tasbih : “Alhamdulillah kamu sudah khatam Al-Quran”
Aina : “Iah, terimakasih Tasbih kau telah mengajarkanku indahnya Islam”
Tasbih : “Berterimakasihlah kepada Allah yang telah memberimu hidayah”
Aina : “Tasbih? Akankah kita kan selalu menghabiskan malam tahun baru bersama?”
Tasbih : “InsyaAllah, aku akan menunggumu disini dan menghabiskan waktu berdua denganmu”
Aina : “Baiklah, aku akan kemari secepat mungkin karena aku ingin menghabiskan indahnya malam tahun baru bersamamu.”
Mereka berdua tersenyum sambil menatap langit, tapi tanpa sadar dibelakang mereka ada ke dua orang tua mereka yang sudah memperhatikan mereka sejak tadi.
Papa Aina : (Dengan muka Marah) Aina...!!! Dasar anak nakal, Cepat kau pulang !!” (Sambil menggenggam tanggan Aina)
Aina : “Tidak aku tidak ingin pulang, Tasbih... Tasbih... Tolong aku”
Tasbih berusaha menarik tangan Aina tapi Ayah Tasbih melarangnya
Papa Aina : “Mulai besok... papa akan kirim kamu ke rumah Eyang putri”
Aina : “Tapi pah, Aina ingin disini, Aina ingin bersama Tasbih”
Papa Aina : “Tidak.. ayo ikut papa"
**** (bersambung)