Assalamu'alaikum, Hellooo, Welcome to Ine Lettysia's Blog !!!

Kamis, 03 Juli 2014

OPTIMALISASI DAN STRATEGI MENGELOLA SEBUAH BANK

NAMA : INE LETTYSIA
NPM : 23212728
KELAS : SMAK06
Bank bisa mengatur kondisi yang ia inginkan, pada saat Ekspansive, Moderate atau Konservatif. Bank bisa menentukan kondisi tersebut melalui pengaturan LDR dan menjadikan Interest spread income (i2-i1) menjadi setinggi mungkin dengan meningkatkan i2 (bunga untuk kredit bank). Karena hal tersebut dapat mempengaruhi profit suatu bank, yang akan menempatkan bank dalam salah satu kondisi tersebut. Kondisi bank ekspansive berarti interest spread income bank adalah tinggi. Sedangkan kondisi bank konservatif berarti interest spread income bank adalah rendah. Dan kondisi moderate berarti interest spread income bank adalah dalam kondiri sedang.
Ada 2 basis income dari bank yaitu :
1. fee base income berasal dari pemberian jasa (kliring, transfer, safe deposito, valas, dll)
jika dia mementingkan fee base income berarti memaksimalkan deposito yang dia miliki (giro, tab, deposito).
2. Interest spread income berasal dari produk
Bank sangat bergantung dengan dana pihak ketiga yang dalam kenyataannya interest spread dan fee base sering bergabung keduanya dalam memberi fasilitas dan kemudahaan melalui teknologi informasi melalui integrasi data base.
Kedua basis income ini dapat menghasilkan revenue, dimana :
profit = revenue – cost
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profit yaitu dengan menaikan revenue berarti mengoptimalisasi aktivitas bank atau dengan menurunkan cost berarti efisien aktivitas bank.
1. Metode pertama dengan optimalisasi revenue memiliki tingkat resiko yang tinggi, karena untuk meningktkan LDR (Loan to Deposit Ratio) bank harus mempunyai modal yang cukup sehingaa CAR (Capital Adequacy Ratio) harus dinaikan. Karena CAR pada dasarnya mempengaruhi tingkat kecukupan modal dalam portofolio.
Dan optimalisasi juga dapat dilakukan dengan memperhatikan liquiditas yang tersimpan di regulator, berkaitan dengan LRR (Legal Recovery Rsource) yang dipengaruhi oleh RR(Reserch Revenue) yang nilainya dapat dibesarkan) dan ER(Excess Requipment yang nilainya tetap) yang nilainya dapat dilihat dalam Rekening pada BI. Jika Rekening pada BI memiliki nilai yang tinggi berarti banyak dana yang Unloanable Fund, dan jika rendah berarti Loanable Fund. Jika mengalami unloanable fund berarti save liquidity stocknya tinggi namun memiliki resiko yang tinggi, dan jika loanable fund berarti save liquidity stocknya rendah namun memiliki resiko yang rendah.
2. Metode kedua yang bisa dilakukan oleh bank adalah efisiensi, caranya adalah menyentuh kegiatan operasional bank (aktivitas bank), dengan menggunakan Teknologi Informasi, Human resources atau Human capital. Human capital sendiri merupakan asset perusahaan dalam bentuk skill kariyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan. Namun pada dasarnya efisiensi human capital selain dengan menetukan karyawan yang bermutu kerja tinggi juga dapat dilakukan melalui pengembangan Teknologi Informasi, contohnya adalah pada sistem bank yang saat ini sudah adanya penggunaan atm yang menggantikan posisi teller. 
Namun ada suatu teori, yang bernama teori productivity paradox yang pertama kali dikemukakan oleh Steven Roach dalam penelitian yang berjudul America's Technology Dilemma: A Profile of the Information Economy yang dipublikasikan pada tanggal 22 April 1987. Dihasilkan bahwa mengenai productivity paradox diperoleh karena adanya peningkatan yang sangat besar dalam teknologi komputasi, namun demikian tidak diimbangi dengan imbas yang dihasilkan dari sisi kinerja ekonomi, khususnya untuk sektor ekonomi yang didominasi oleh "pekerjaan informasi" (Bynjolfsson & Hitt 1996) 
Dan dapat ditarik kesimpulan bhwa teori productivity paradox menjelaskan bahwa adanya investasi dalam Teknologi Informasi adalah pemboros, namun investasi dalam bidang Teknologi Informasi akan berguna bila hat tersebut digunakan dalam industri dengan productivitas yang besar.
The law of the large number adalah suatu konsep statistik yang menghitung jumlah rata-rata kejadian/resiko dalam sebuah sample atau populasi untuk memprediksi sesuatu.
Teori ini menjelaskan pengaruh jumlah dan resiko, contoh suatu bank akan memilih nasabah 100 orang dengan uang 10.000/orang dari pada memilih nasabah 1 orang dengan dana 1.000.000. Karena hal itu adalah untuk meminimalkan resiko, jika adanya penarikan uang dari nasabah, bank tidak akan kekurangan dana dalam membiayai aktivitas bank.
Isu besar yang dapat terjadi di dalam lembaga keuangan seperti bank, yaitu berkaitan dengan optimalisasi dan likuiditas. Dalam Likuiditas, Ada hal-hal yang bisa dicontrol dan ada juga yang sulit dikontrol. Hal-hal yang bisa dikontrol adalah karena bank bisa mengatur berapa jumlah nasabah yang bisa menginvestasikan uangnya dalam bentuk giro. Dan hal yang sulit dikontrol adalah apabila nasabah mendengar isu tertentu dan melakukan penarikan uang secara masal. Contoh jika ada isu bahwa telah terjadi pencurian di suatu bank yang membuat kerugian dana yang cukup besar. Dan karena dana tersebut adalah milik nasabah. Ada kekhawatiran dari nasabah bahwa bank tersebut tidak akan mampu menjalankan aktivitas sebagai lembaga keuangan seperti sebelumnya. Oleh karena itu nasabah melakukan penarikan secara serentak untuk meberikan kepastian bahwa bank akan bertanggung jawab kepada nasabah.
CitiBank adalah bank pertama di Indonesia yang menerapkan corporate comunication yaitu suatu bagian yang bertugas agar nasabah menyalurkan uangnya melalui bank. Corporate comunication melakukan program customer wallet share (dompet peduli nasabah), dimana corporate comunication bertugas menciptakan suatu program yang dapat membuat masyarakat mengeluarkan uangnya untuk suatu kegitaan yang prosesnya melalui bank. Contoh : Corporate comunication dalam Bank X mengadakan suatu program Go Green (menanam seribu pohon), setiap masyarakat yang mengikuti program tersebut akan dikenakan dana yang pembayarannya melaui Bank X. Sehingga terdapat pemasukan dari pentransferan dana tersebut yang dapat meningkatkan profit Bank X. Dan Bank X dapat meningkatkan profit yang lebih besar lagi dari nasabah melalui biaya perawatan pohon sampai tumbuh besar. Akan tetapi setelah seribu poho itu tumbuh besar hak kepemilikan atasnya adalah bukan atas nama nasabah melaikan atas nama Bank X dan hal itu meningkatkan asset Bank X. Hal tersebut merupakan konglomerasi yang dilakukan oleh Bank X.
Tidak hanya itu, konglomerasi juga dapat dilakukan secara Internasional.

Dari gambar tesebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Mega Bank menginginkan peningkatan profit kemudian Mega Bank mendirikan suatu perusahaan dibidang kredit mobil bernama PT.X. Kemudian PT.X bekerja sama dengan Setra Company yang merupakan perusahaan pembuat mobil. Dimana mereka membuat perjanjian bahwa PT.X akan menampung semua produksi Setra Company dan konsumen hanya bisa membeli mobil tersebut di PT.X. Untuk meminimalisir tingkat kerugian PT.X bekerja sama dengan PT.Asuransi SS. Sehingga tingkat resiko sebagai contoh kecelakaan dari konsumen dapat ditanggung oleh pihak asuransi. Karena PT.Asuransi SS mempunyai profit yang menjanjikan maka Mega Bank membeli saham PT.Asuransi SS lebih dari 50% dan PT.Assuransi SS menjadi milik Mega Bank. Maka kepemilikan uang akan kembali kepada Mega Bank.
Selanjutnya sebagai contoh : PT.X mempunyai seorang koonsumen yang mengalami kecelakaan. karena PT.X bekerjasama dengan PT.Asuransi SS maka tanggung jawab resiko dilimpahkan kepada PT.Asuransi SS. PT.X mengirimkan premi setiap bulan kepada PT.Asuransi SS sebanyak 10 ribu, dan harus menangung kecelakaan itu sebanyak 10 jt. Karena biaya yang dikeluarkan sangat besar, PT.Asuransi SS bekerjasama dengan PT.KL dalam membagi tanggung jawab tersebut. Sehingga PT.Asuransi SS menanggung sebesar 2 juta dan premi yang diperoleh 2 ribu/bulan, sedangkan PT.KL menanggung sebesar 8 juta dan premi yang diperoleh 8 ribu/bulan. Akan tetapi PT.KL merupakan perusahaan anak dari PT.OP sehingga resiko dan premi di PT.KL kembali di bagi. PT.KL menanggung 2 juta dan premi yang diperoleh 2 ribu/bulan, sedangkan PT.OP menanggung 6 juta dan premi yang diperoleh 6 ribu/bulan. PT.OP adalah yang menanggung resiko terbesar, sekaligus yang menerima pendapatan paling besar. Akan tetapi PT.OP harus mempunyai modal yang sangat besar dan perusahaan yang mempunyai modal sebesar itu hanya perusahaan dari luar negeri. Dari pendapatan itu PT.OP membeli saham Mega Bank sebanyak 60% sehingga kepemilikan dari Mega Bank berpindah kepada PT.OP. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa uang yang didapatkan dari konsumen akan mengalir kepada PT.OP yang berada di luar negeri.
Dan PT.OP memiliki kekuasaan penuh terhadap Mega Bank, PT.X, PT.Assuransi SS, dan PT.KL. Sehingga mereka dapat mengatur sebuah sistem agar dana kembali ke tangan PT.OP dan bertambah.
Dari hal tersebut dapat dilihat adanya konglomerasi modern secara global, dimana dana yang diputarkan akan kembali kepada PT.OP. Sehingga PT.OP mempunyai pendapatan yang sangat besar. Hal ini membuat kebocoran dana dalam perekonomian suatu negara. Karena dana yang dimiliki suatu negara, akan banyak mengalir ke luar negeri. Bahkan tidak hanya hal itu, penguasaan di bidang keuangan juga dapat merambah ke bidang industri. Karena bidang industri banyak membutuhkan modal yang cukup besar yang dapat dipinjam melalui kredit bank.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar